Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut akibat
terjadinya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. Ini terjadi
karena tiga sebab, yaitu : gempa bumi, letusan gunung api dan longsoran
(land slide) yang terjadi di dasar laut. Dari ketiga penyebab tsunami,
gempa bumi merupakan penyebab utama. Besar kecilnya gelombang tsunami
sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang menyebabkannya.
Bagian terbesar sumber gangguan implusif yang menimbulkan tsunami
dahsyat adalah gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Walaupun erupsi
vulkanik juga dapat menimbulkan tsunami dahsyat, seperti letusan gunung
Krakatau pada tahun 1883.
Gempa bumi di dasar laut ini
menimbulkan gangguan air laut, yang disebabkan berubahnya profil dasar
laut. Profil dasar laut iniumumnya disebabkan karena adanya gempa bumi
tektonik yang bisa menyebabkan gerakan tanah tegak lurus dengan
permukaan air laut atau permukaan bumi. Apabila gerakan tanah horizontal
dengan permukaan laut, maka tidak akan terjadi tsunami.
Apabila gempa terjadi didasar laut, walaupun gerakan tanah akibat gempa
ini horizontal, tetapi karena energi gempa besar, maka dapat meruntuhkan
tebing-tebing (bukit-bukit) di laut, yang dengan sendirinya gerakan
dari runtuhan in adalah tegak lurus dengan permukaan laut. Sehingga
walaupun tidak terjadi gempa bumi tetapi karena keadaan bukit/tebing
laut sudah labil, maka gaya gravitasi dan arus laut sudah bisa
menimbulkan tanah longsor dan akhirnya terjadi tsunami. Hal ini pernah
terjadi di Larantuka tahun 1976 dan di Padang tahun 1980.
Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah :
1. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
2. Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km.
3. Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 Skala Richter.
4. Jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya semacam
ini biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.
Cara penanggulangan tsunami, yaitu :
1.Melaksanakan evakuasi secara intensif.
2.Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
3.Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
4.Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian
logistik yang diperlukan.
5.Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
6.Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
7.Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan
tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
8.Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar